Jumat, 04 Mei 2012

FUGU : Babi Sungai


Dalam bahasa Jepang, fugu

artinya babi sungai. Dalam
bahasa Indonesia, artinya ikan
buntel.

Sekilas memang terlihat
menggemaskan karena ikan ini
bisa mengembangkan perutnya
seperti layaknya balon. Tapi
jangan salah, ikan buntel ini
sangat terkenal di seluruh
dunia karena dianggap sebagai
hewan vertebrata (bertulang
belakang) yang paling
mematikan nomor 2 di bumi
setelah 'golden poison frog'
atau kodok beracun berwarna
emas. Itu sebabnya ikan ini
dilarang total di seluruh
daratan Eropa.

Hati, mata, indung telur, serta
kulit dan darahnya
mengandung tetrodotoxin,
sejenis racun yang menyerang
sistem saraf manusia. Orang
yang memakan ikan buntel
tanpa membuang bagian-
bagian yang beracun biasanya
akan langsung jatuh, lumpuh,
dan meninggal karena sesak
nafas dalam waktu kurang dari
24 jam jika tidak segera
dilarikan ke unit gawat darurat
di rumah sakit.

Cukup satu ikan buntel untuk
membunuh 30 orang dewasa
dan sampai sekarang racun ini
belum ada obat penawarnya.

Tapi dasar orang Jepang yang
hobi makan ikan, fugu-pun
dijadikan hidangan santap
malam yang lezat.
Meskipun begitu, tidak
sembarang orang yang boleh
menyajikan ikan fugu.
Restoran yang menyajikan
harus mendapatkan ijin terlebih
dahulu. Dan sejak tahun 1958,
para koki harus mendapatkan
pelatihan khusus selama 2-3
tahun dan memperoleh
sertifikat keahlihan dalam
memotong ikan buntel. Yang
mengejutkan, hanya 35%
peserta koki yang lulus!
Rupanya banyak yang masih
salah potong dan memakan
racunnya.
Ya, para peserta harus
memakan ikan yang mereka
potong sendiri untuk bisa lulus.

Ikan buntel jenisnya banyak
dan masing-masing memiliki
kadar racun yang berbeda.
Semakin beracun, maka
harganya semakin mahal. Koki
yang sanggup menghidangkan
torafugu (takifugu), ikan
buntel yang paling beracun
diantara yang lain, maka dia
yang paling disanjung tinggi.
Harga ikan fugu bisa mencapai
Rp. 3 juta per kilogram. Ketika
sudah menjadi sashimi di
restoran, harga yang harus
dibayar sekitar Rp. 300.000 s/d
Rp. 1 juta.
Sekarang sudah banyak
nelayan Jepang yang
membudidayakan ikan fugu
dan mengontrol kadar
racunnya sehingga bisa dijual
di supermarket. Si pembeli
tetap harus menunjukkan
sertifikasi khusus kalau dia
adalah seorang koki ahli atau
utusan restoran yang resmi.
Tentu ada juga yang sudah
dipotong dan siap untuk
dimakan oleh siapapun yang
berminat.
Tapi belakangan ini pemerintah
Jepang berencana untuk
mengendorkan hukum yang
dianggap terlalu ketat dalam
menyajikan ikan beracun ini.
Kalau benar-benar terwujud,
maka semua restoran di Jepang
boleh menyajikan hidangan
ikan fugu dalam menu mereka.
Banyak yang setuju, banyak
pula yang tidak.
Yang pasti sampai dengan hari
ini, ikan fugu adalah satu-
satunya jenis makanan yang
tidak boleh dimakan oleh Kaisar
Jepang.

Ikan Buntel = Fugu / 河
豚 / フグ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar